I made this widget at MyFlashFetish.com.

Minggu, 07 Agustus 2011

Another memory : Our smiles separated us


31 Mei 2009 – 4 Juni 2011
Another memory : Our smiles separated us


Temen gw pernah berujar, yang paling bikin males dari memulai sebuah hubungan adalah : memulai segalanya dari awal :  mengenal dirinya, memperkenalkan diri kita kepadanya –dengan berbagai cara tentunya- mencari tau apa kesamaan dari itu semua, dan mulai membangun sebuah hubungan dari point tersebut. Sebuah kesamaan.

Hal ini gw alamin. Dan hal ini merupakan bagian dari sejarah gw yang lain.

Menelisik 2 tahun kebelakang. Dimana gw mulai membangun suatu hubungan yang gak pernah disengaja. Gak pernah gw rencanakan, dan gw sendiri gak pernah yakin akan berlanjut sedemikian dekat.

Berawal dari kampus (lagi-lagi), seorang gadis yang lagi kebingungan, karena gak tau alamat kantor tempatnya interview kerja besok. Di sana, Gak sengaja ada gw (mungkin ini yang dinamakan takdir) yang emang lagi ada perlu ama temennya waktu itu. Dan gw coba nawarin diri buat menjadi GPSnya besok, karena kebetulan alamatnya searah sama kantor gw. Dan dari situ semua berawal.

“Bagaimana interviewnya ?”
“Alhamdulillah diterima kak, makasih ya do’anya,”

Aku dan dirinya

Selanjutnya, gw mulai membangun hubungan. Dan semua dimulai dari persamaan. Jutaan kata keluar dari pikiran kita, mulai dari yang penting, gak penting, atau hanya sekedar lelucon. Itu semua kita pakai, hanya sekedar untuk mencari kesamaan.

Hal yang bisa gw gunakan sebagai tiket terusan untuk tetap menjalin hubungan dengan dirinya.

Hari berganti, gw mulai menemukannya. Kesamaan yang kita cari2. Sama2 suka berusaha membuat diri kita tersenyum, apapun keadaannya. Kita adalah penyuka lelucon, semakin banyak lelucon yang keluar dari kata2 kita, semakin kita tersenyum satu sama lain. Senyumnya yang sampai sekarang gak pernah bisa hilang dari ingatan gw.

“Kenapa sih kamu gak pernah mau marah ma aku ?”
“Karena aku gak punya alasan untuk marah ma kamu,”
“yaudah aku tonjok aja ya,”
“percuma, kamu gak bakal liat aku marah, karena mata kamu udah keburu lebam dan gak bisa liat lagi,”

Banyak lelucon bukan berarti kita lupa akan hal yang serius. Suatu ketika, ia pernah menangis untuk ayahnya. Dan hal terburuk yang pernah gw rasain waktu itu adalah, membiarkannya larut dalam tangisnya. And she did the same for her mom. Dikala serius, dirinya seperti menjadi seorang yang berbeda. So different. Gak ada lekukan senyum di pipinya. Hanya rautan alis wajah yang menukik tajam.

“Aku takut kamu pergi, dan aku juga takut kalau aku nyakitin kamu,”
“Apa kamu serius sama hubungan kita ?”
“Ya. Aku serius,”

Semua itu ada dan nyata dalam 2 tahun kenangan gw bersamanya. Dirinya banyak memberikan warna dalam hidup gw. Jutaan senyuman terukir, dan ribuan perbedaan hilang dengan hadirnya satu kesamaan dalam diri kita. Berusaha membuat diri kita tersenyum, apapun keadaannya.

Sampai akhirnya senyuman itu kian memudar, dan akhirnya benar2 hilang. Hilang selamanya dari hidup gw.

And I still don’t know why.

Broken smiles

2 komentar:

  1. sabar gan, cinta itu kaya permen karet...
    klo dapet yg sejati bakal kaya jamu...

    BalasHapus
  2. Ketika mentari yang biasa menyinari hidup gw mulai meredup, muncullah mentari baru yang siap untuk menerangi jalan hidup gw........

    Life goes on man...be cool...

    BalasHapus

Sepatah kata