I made this widget at MyFlashFetish.com.

Selasa, 14 Desember 2010

Autism travel [Part 3]

2007 atau 2008
The Bhatanks Journey : Trip to Cikampek


Hari itu sabtu, bulannya lupa, taun juga, antara 2007 & 2008 kayaknya. Anak2 the bhatanks dengan anggota lebih dari jumlah populasi lebah homo di dunia, berencana mengadakan trip spektakuler. ke kota idaman para supir truk pantura, Cikampek. Alasannya : Mengisi liburan kuliah abis UAS yang membuat otak kita remuk, lebam dan buram. Lantas siapa dalang dari plan absurd ini ? kali ini ocim yang punya rencana.

Siang hari saat kumpul di kampus, ditemani sebungkus pecel sisa kemarin, kita mulai diskusi tentang kegiatan traveling di jadwal yang kosong ini. Plan pertama, rencananya kita mau jalan2 ke bogor. Semua rapat udah mantab diketuai oleh Moskie si anak turing. Plan dibuat serapih muka gw. Tapi rencana batal karena kendala transportasi. Agak susah kalau pergi ke gunung naik bus, karena bus tujuan bogor ngga ada yang berhenti di kebun teh, kecuali supirnya di ancam akan dikawinkan dengan sapi jantan. karena jumlah kendaraan pribadi gak lebih banyak dari anggota yang ikut. Saat itulah otaknya ocim bekerja. Ini adalah pekerjaan pertama otaknya Ocim sejak 2006. Terakhir otaknya bekerja yaitu saat tes masuk kampus ini.

"Sabtu ini mending kita ke tempat uwak gw aja di cikampek, itung2 liburan abis UAS.....", ocim promosi,

"Kita mau ngapain disana ?" gw bingung,

"Enak dah, di sana mah dingin, kita bisa main di sawah, disini kan gak ada",  jawabnya mantaps.

Kira2 belasan orang dari the bhatanks setuju untuk mengarungi dinginnya cikampek. Rutenya pun gak susah. Naik kereta ekonomi dari stasiun bekasi, langsung menuju stasiun cikampek, dilanjutkan dengan carter angkot sampai tujuan. ya-ha ! plan yang bagus.


Tim ganteng disela2 persiapan

H-1, semua siap2, persiapan akhir selesai dibuat. Pakaian untuk 2 hari plus jaket karena kata si empunya uwak, cikampek itu dingin. Obat2an gak lupa dibawa juga takut ada yang ayan di siang bolong, makanan ringan buat cemilan dan kita tidak akan pernah lupa benda ini : obat ganteng. Siapa tau ada cewek buta yang naksir kita di cikampek. walaupun gw ragu ada cewek cikampek yang bisa liat kita tanpa bantuan infra merah.

Persiapan udah lengkap. Bahkan ada anggota the bhatanks yang buat persiapan diluar akal sehat,

“Besok gw bawa singkong dah, buat kita bakar2an disana kalo malem, kan anget tuh…”

Hmmm, para Backpackers yang keliatan gagah, mengarungi jalan dengan nenteng singkong ? Mau tau siapa yang punya ide brilian ini ? anggota dengan nama sandi Gunk. Pria macho nan polos. Cuma anggota the bhatanks yang punya ide se-idiot ini.

Sabtu, 2007 atau 2008, semua berkumpul di titik yang udah ditentukan lewat undian anak panah. Sebuah stasiun kumuh di bekasi di pagi yang cerah. Biasanya, tempat ini jadi sarang para banci pamer otot kalo malem.

Semua dateng on-time berbau karet gosong, kecuali Moskie yang bener2 absen.  Why ?

Usut punya usut, Malam sebelum perjalanan bersejarah kita mulai, ada beberapa anak2 the bhatanks yang punya rencana menginap di rumah moskie. Mereka adalah anggota dengan nama sandi : Sarman, Uphile, RQ dan Ranger. Alasannya simpel : mereka ngidam Bulutangkis dan rujak.

Dimana kita bisa dapatkan ide se-idiot itu ? ngerujak malem2, abis bulutangkis ?
yes you’re right, cuma di komunitas ini. The bhatanks.

Berikut hasilnya : Moskie gak bisa berangkat karena 2 buah gunung kembarnya terus mengeluarkan lava pijar dengan brutal di pagi hari. Sedangkan yang lain, agak memaksakan diri ikut serta dengan kepulan awan panas (dan bau yang menyengat) masih menyembur keluar kawah gunung kembar dengan skala besar. Toilet di stasiun pun jadi saksi bisu akan brutalnya material vulkanik yang menyembur dengan dahsyat itu. Silih berganti para anggota tim rujak malam melampiaskan nafsunya.

Uphile, Ocim, RQ, Gunk, Ranger, Gembul, Sarman, Ace, Nanda &  Mantul, dengan segala persiapannya, siap mengarungi tanah cikampek. Gaya kita udah mirip marcopolo dengan armadanya mengarungi indahnya lautan dunia. Rata2 anggota sudah menggunakan jaket tebal. Persiapan adaptasi suhu ekstrim yang diceritakan ocim. Kereta dengan biaya USD 6,000 pun kita tumpangi. Walau sebagian anggota berangkat dengan wajah masih menahan mencr*t akibat ulah idiot sebagian anggota yang ngerujak malem2 tanpa pikir panjang. Biar begitu, kitapun berangkat dengan riang gembira. Maklum, abis pusing nyontek UAS. Need a rest for awhile.

Sepanjang perjalanan, berbagai tukang jajanan di dalem gerbong diserbu. Maklum, kereta ekonomi, lebih banyak pedagang ketimbang penumpang. Kita jadi mirip segerombolan kebo di padang rumput. Mau makan tinggal mangap. Karena jajanan anak2 SD siap singgah ke gerbong kita. Gw pun gak bisa berenti ngunyah bakwan buatan mbok-mbok kereta ekonomi. Berasa seperti pizza di gerbong eksekutif.

Gerbong kereta sangat sesak.

***

4 jam perjalanan, Cikampek udah di depan mata. Tapi kayaknya ada yang ganjil. Memang benar terjadi perubahan suhu kayak yang dibilang pertama kali. Tapi, perubahannya adalah : suhu makin panas, bukan makin dingin. Dan semua anggota udah berjaket. Kita jadi mirip otak-otak yang dibungkus daun pisang diatas panggangan. Very Hot. Semua orang disana heran melihat kita, lalu memandang langit, kemudian berfikir, sejak kapan cikampek musim salju ???

Jaket cepet2 dilepas. Dimasukin ke tas dalem2. Malu banget.


Berharap turun salju di cikampek ? jangan mimpi

Itu baru ampe stasiun cikampek. Satu kelakuan idiot udah diperagakan. Gw baru tau, dari jaman tapir jongkok juga yang namanya cikampek paling dingin itu 30 derajat. Dan kenapa kita ikut2an idiot pake bawa2 jaket segala ? mungkin karena malem sebelum berangkat, kita lupa minum deterjen. Otak udah keruh akibat noda2 UAS, tapi lupa dibilas.

Sampe di depan stasiun cikampek. Keperluan konsumsi selama dua hari pun mulai di beli. Nyari toko ato supermarket di cikampek emang rada susah, semua warung disini mirip ama bengkel tambel ban. Sama2 dekil dari luar, kumuh di dalam. Kira2 500 M jalan dari stasiun, kita nemu warung. Semua mulai patungan seikhlasnya buat konsumsi. Menurut gw, singkong mentah yang dibawa Gunk Cuma cocok dimakan kalo kita lagi tersesat di tengah hutan dikejar2 singa homo. Gak guna di cuaca kayak gini.

Disini, hal idiot kedua dimulai. Gw udah duga sebelumnya. Mau tau apa yang dibeli gembul ? MIE INSTAN 10 biji. Yups, makanan siap saji yang cuma bisa dimakan Ocim. FYI aja, Ocim itu Cuma bisa makan satu jenis makanan, yaitu mie instan. Gak doyan nasi, tapi doyan lontong.

Mie instan 10 biji, untuk 9 orang dengan lambung masing2 punya 3, dan selama 2 hari ?

Dimana kita bisa bisa dapatkan hal idiot begini ? ya-ha !!! the bhatanks you may trust.  Gimana minumnya ? jelas gak kalah idiot. Kopi sachet yang masih berbentuk butiran pasir. Apa gunanya kita jauh2 ke cikampek bertualang kalo beli makanan yang gak simpel dan gak siap saji ? kalo mie instan di lemari makannya ocim mah juga penuh. Tanda2 bakal ngerepotin uwaknya Ocim pun mulai Nampak dari sini.

“Duitnya Cuma pada patungan goceng, gimana gw mau beli makanan enak…”, gembul berkilah.

Yo wiss. Sing penting aku iso tuku banyu. Gak perlu nge-mut kopi sachet. Aus bro…….. suhu 36 derajat celcius di siang bolong bikin kerongkongan gersang.


Istirahat 5 menit, perjalanan dilanjutkan kembali dengan menaiki mini bus ke arah pantura cikampek. Jalanan waktu itu agak ramai, tapi gak macet. Bus pun meluncur cepat, sampe akhirnya kita sampe di pinggiran pantura wilayah cikampek. Kelurahannya subang kalo nggak salah. Patokannya sangat sensasional dan mudah diingat. Sebuah gang dengan plang iklan besar bertuliskan : daerah bebas kondom. What ??? kita turun di sarang temen2nya Sarman !!! what a place……..moskie, you’re very unlucky never been there with us.

Sepanjang kita jalan kaki menuju rumah uwaknya ocim yang kira2 jaraknya 2 km dari pantura, kita banyak mendengar bisikan2 halus di siang bolong, masih di gang maksiat itu.

“mas, mampir mas…….ayo mas mampir…..1x24 jam tamu gak perlu lapor….”

Ya-ha !!! siang bolong ditawarin hal absurd begini, uphile dengan cerdik berhasil menghasut Sarman buat cek TKP ini ntar malem. Yang namanya Sarman, ngeliat onta berlipstik aja udah naksir, gimana yang ini ?

“Cim, masih jauh gak ? masa sepanjang perjalanan isinya daerah beginian ?”, Gunk ngerasa risih.

“Nyantai aja, yang penting jangan nengok kalo dipanggil,”

Ocim ngejelasin seolah2 kita lagi ngadepin panggilan setan. Jangan menoleh kalo gak mau enak.

Hampir setengah jam kita jalan kaki, keringet makin lepek, panas makin jadi, dan kita nggak nyampe2. Tanah yang dijanjikan belum juga Nampak. Semua aus. Gak lama kemudian kita nemu warung, padahal ngga ada yang buang. kita singgah di warung itu gara2 pada ngidam rokok. Yang beli satu, yang laen modal monyong plus sedot tinja. Bersyukur buat sebagian bocah yang gak ngerokok, termasuk gw, karena bermain-main dengan rokok dapat menyebabkan penyakit mulut panjang.

Lagi aus gini, bukannya beli minum, tapi kebanyakan pada beli rokok.

Dimana kita bisa dapetin hal idiot gini ? ya the bhatanks donk ah.

1 jam perjalanan, dengan cacing yang mulai nampak keluar dari betis kaki masing2, kita pun akhirnya sampai. Kira2 jam 3 sore, akhirnya kita singgah di sebuah rumah yang sangat khas sunda, dengan pohon rindang di depannya. bertempat di sebuah desa yang damai, sunyi dan bersahabat. Kita pun memanjakan diri dengan tidur2an di teras setelah menaruh semua beban. Berpose hot kayak patung pancoran. Cuaca ngga berubah, masih super hot. Jaket pun udah gak guna.

Istirahat sore, menanti malam hari sebagai puncak acara. Plan pertama kita adalah : mengarungi sawah cikampek yang hijau di sore hari. Tapi apa mau dikata, melihat kondisi sawah saat itu, udah lama panen, yang ada tinggal bongkahan tanah, gabah kering dimana2, jelas aja kita batalin niat itu, takut disangka gerombolan hama padi salah schedule. Main bola pun jadi alternatif. Kebetulan, ada sekelompok bocah lokal lagi main. Sekalian nimbrung.

Malem hari, kita coba mengarungi pedesaan ini. Dengan jaket dan sandal jepit tentunya. Kali ini, bukan gara2 dingin, tapi lebih karena banyak walang sangit dimana2, maklum sawah. Daripada tubuh indah kita dirubung walang sangit gara2 belom mandi, mending tutupan jaket. Panas panas dah.

Di kejauhan, tukang sate melambai-lambai, Kita nyoba sate maranggi. Awalnya gw gak tau ni sate apaan, abisnya rasanya alot. Gw pikir ini menu baru, sate sandal jepit merk swallow. Tapi berhubung enak, ya sikat aja, daripada ni malem kudu ngerebus Mie Instan hasil karya gembul.

“ini namanya maranggi, sate sapi”, Ocim jelasin, padahal gak ada yang nanya.


Puas jalan2 malem di cikampek, semua menikmati lezatnya sate maranggi hasil minta kiri-kanan. Uphile dan sarman mulai inget lagi, kalo mereka punya rencana datengin kawasan industri tante2 yang tadi siang kita lewatin. Yang laen gak berani ikut, takut  kena razia. Tapi dengan nyali cuma segede koreng, sarman pun akhirnya gak jadi deket2.

Plan di alihkan ke bakar2an gabah di tengah malem di sawah orang. Hal absurd lain yang Cuma bisa dilakukan oleh kita, anak2 terpilih. Sangat kurang kerjaan.

Cerita ini itu yang gak nentu sambil main api, mantul mulai dengan cerita2nya, waktu pun mulai menunjukkan tengah malam, suasana masih tetep HOT. Dan kita bakar2an juga, jadi makin hot. Lagi bakar2an gini, gunk inget kalo dia udah susah payah bawa2 singkong hasil keringatnya dari bekasi sana. Sekalian aja kita bakar singkong. Lokasi bakar2annya pindah. Jadi ke rumah uwaknya ocim. Soalnya singkongnya udah tidur duluan di rumah uwaknya ocim.

Di teras, sebagian mulai bakar2an singkong, ternasuk gw. sebagian lagi udah tidur. Termasuk tuan rumah. Sarman sibuk bakar singkong hasil potongannya. Gw Cuma nadah yang udah jadi. Si gunk ikut bakar2 songkong. Sebagian lain sms-an ama yayang nan jauh di mato. Malem itu sepi banget. Gak kayak di bekasi yang makin malem makin macho, sarang banci2 berotot bikin ulah.

“ah monyong, singkong gw gosong……”

Singkong yang dibakar sarman mulai gosong semua. Sampai ke dalem2nya. Setelah diteliti, jelas aja gosong, orang naronya pas di tengah api, bukan di pinggir. Lu pikir batu bata.

“yah elunya naro singkong bukannya di pinggir, malah di tengah api gitu, mana gosong ampe dalem….ini mah areng, bukan singkong lagi….”,

Gunk kayaknya nyesel banget ama ulah temennya yang satu itu. Satu2nya harapan buat ngisi perut di malem hari nan panas ini sirna. Singkong udah jadi areng.

Jam 3 pagi, hampir semua tidur. RQ yang asik ama ranger & uphile cerita2 juga udah tewang. Tinggal gw ama gunk. Dan kita ikut tewang. Nanda ? masih asik ama yayang walau jarak memisahkan.

***

Pagi keesokan hari. Semua udah mandi, udah rapih, tinggal sarapan. Gw ? baru bangun. Sia2 berharap ngisi perut ama singkong bakar semalem, kenyang enggak, malah kesiangan bangun. Nanda ama gembul udah stand by di tungku jaman batu. Siap2 ngerebus mie instan yang hampir sia2 dibeli. Mie 10 biji dimakan rame2. Sepertinya keliatan adil. Semua menunggu dengan buas, sambil nyiapin alat makan pinjeman uwak ocim.

20 menitan, yang ditunggu2 siap untuk disantap. Belum sempet nyentuh piring besar, mie udah dikeroyok 9 makhluk buas kelaparan, termasuk kokinya yang berbadan fully fat gak mau kalah.

“Wah, mantul makan mie banyak banget…..gw belom kebagian nih”,

Ranger protes, Cuma kebagian nasi. Gembul pun ketangkep basah, nyendok mie banyaknya kayak orang ngambil pake sekop.

“wah, lu belom kebagian ya ? nih gw balikin…..”

Iyeeekkhhhh, mie udah ditaro piring, plus dijajal pula, sekarang mau dibalikin sama mantul. Super jorok. Semua ngerasa gak adil. Karena masing2 punya 3 lambung, tapi Cuma dapet makanan setara nasi kucing. Dikit banget. Yang gemuk makin gemuk, yang kurus kapan gemuk ?

Gw berusaha tabah karena jatah mie ama nasi 1 banding 5. Kebanyakan nasinya. Tapi walau gitu, semua makan dengan nikmat.

***

Siang hari, cuaca terik, ngerasa gak puas sama sarapan laknat, kita inisiatif buat mancing. Gw baru selesai beli aer satu galon ama Ocim. Jarak warungnya  2 km dari rumah uwak !

“disini kalinya banyak ikan, gede2 ikannya, coba aja mancing buat makan siang ntar….” Ocim ngasih usul.

“wah kebetulan gw bawa pancingan dari rumah…..”, sarman dengan bangga promosi.

Diantara orang2 gak jelas, ternyata ada satu orang titisan McGayver. Sarman namanya. Cuma dia yang bisa berfikir se-kreatif itu. Ke cikampek bawa2 pancingan dari rumah. Very unpredictable.

2 jam mancing. Kita udah keliatan kayak orang gak jelas. Dari 3 orang yang ikutan mancing, Cuma dapet satu ekor ikan, yang ukurannya Cuma segede biji kambing dibelah 4. Kayaknya sih ikan sepat ABG.

“wah kayak gini mana bisa dibuat makan siang ?”, uphile protes.

Dengan tampang2 pasrah, akhirnya kita urungkan niat makan besar. Ikannya pun dibalikin lagi ke kali, karena kalo dibakar juga pasti gak bisa dibagi Sembilan. Itu juga kalo si sarman gak bikin ikannya angus dibakar kayak singkong semalem.

***

Siang hari, mendadak kita prepare pulang. Ocim disuruh pulang ke bekasi ama emaknya. Mungkin kambing tetangga ada yang sunatan. Padahal, rencana kita mau perpanjang ampe besok.

ya sudah Kita pun pulang. Patungan lagi buat carter bus. Disini, aib salah satu bocah kebongkar. Berdalih nagih2in duit patungan, ternyata dia dari awal berangkat gak ikut patungan. Alasannya uang gak ada receh, yang diutangin mulai gak terima. Dongkol diutangin berkali2 dengan alasan yang sama. Sedikit konflik terjadi di atas bus yang terus melaju kencang di jalan cikampek yang mulai sepi.

Kereta berangkat kira2 jam 6 sore menurut pak kumis penjaga loket, padahal, kita udah di stasiun sebelum jam 3. Di peron seberang, ada kereta ekonomi ke arah Jakarta yang mau berangkat. Gak peduli bayar tiket di dalem, kita pun berangkat dengan menyusup gaya men in blek. Kembali ke rumah mamah-papah di bekasi.

Perjalanan usai dengan meninggalkan sedikit konflik.


Written by myself, code name ACE.
Member of the bhatanks
Copyright @2010 under license of http://www.thebhatanks.wordpress.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sepatah kata